Bekerja Bukan Semata Urusan Cuan

Beberapa hari lalu, seorang ponakan berkonsultasi dengan saya tentang rencananya mengikuti program Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Hal ini berhubungan dengan kampus dan jurusan yang hendak dipilih.

Berdasarkan pengalaman membimbing pelajar SMA, tepatnya yang hendak mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri, tentu ada hal mendasar yang selalu saya tanyakan dalam hal menentukan jurusan. Hal apa yang diminati dan pekerjaan apa yang diinginkan pada masa mendatang.

Sementara untuk pemilihan kampus sendiri, saya lebih menyarankan pada kemampuan dan peluang masuk perguruan tinggi tersebut.

Menurut hemat saya, penentuan jurusan itu memang penting. Sebab banyak pengalaman mahasiswa yang tidak menjalani perkuliahan dengan sungguh-sungguh karena memang salah memilih jurusan. Atau banyak juga orang yang bekerja tetapi tidak sesuai jurusannya. Bisa Anda bayangkan bekerja tidak sesuai dengan bidangnya tentu tidak mudah. Butuh perjuangan, belajar hal yang baru.

Selain hal yang telah saya paparkan di atas, sesungguhnya ada satu hal penting yang tidak boleh diabaikan. Memilih jurusan di perguruan tinggi tentu perlu kejelian dan banyak membaca informasi tentang jurusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Mengapa?

Alasannya, bahwa pekerjaan masa mendatang tentu banyak yang akan berbeda dengan yang kita lihat saat ini. Bahkan sesungguhnya dari sekarang pun hal itu telah terjadi. Banyak pekerjaan yang telah mengalami disrupsi. Salah satunya adalah pekerjaan yang dapat digantikan oleh kecerdaan buatan (Artificial Inteligent).

Faktanya bisa Anda lihat pada bagan berikut yang merupakan hasil Survei Pekerjaan Masa Depan 2020, World Economic Forum.

Ada banyak pekerjaan yang akan terus mengalami penurunan permintaan di pasar kerja, seperti data entry clerks, administrative and executive secretaries, acconting, bookeeping and payroll clerks, accountants and auditor, assembly and factory workers, business service and administration managers, client information and customer service workers, general and operations managers, mechanics and machinery repairers, material-recording and stock keeping clerks, financial analysts, postal service clerks, dan seterusnya.

Di sisi lain, ada peningkatan permintaan untuk bidang pekerjaan tertentu, seperti data analysts and scientists, AI and machine learning specialists, bida data specialists, digital marketing and strategy specialists, process automation specialists, business development specialists, information security analysts, software and application developers, internet of things specialists, project managers, busnisness services and administration managers, dan seterusnya.

Sebenarnya hal apa yang sangat memengaruhi perubahan kebutuhan pasar kerja tersebut?

Nah, kalau kita melihat karakteristik industri itu sendiri, terutama ketika masyarakat sedang diperhadapkan dengan keberadaan Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan kemajuan mobile internet, cloud technology, processing power, big data, new energy supplies and technologies, internet of things, sharing economy, crowdsourcing, robotic, autonomous transport, artificial inteligence, 3D printing, dan biotechnology.

Maka dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa technological adalah salah satu pendorong perubahan dalam bidang industri.

Selain technologi, bahwa demografic dan socio-economic juga turut berkontribusi untuk mendorong perubahan industri. Misalnya adanya perubahan sifat pekerjaan masyarakat yang lebih fleksibel, berkembangnya pasar kelas menengah di negara berkembang, perubahan iklim yang mendorong pemanfaatan sumber daya alam yang ramah lingkungan, votalitas geopolitik, meningkatnya penduduk muda (produktif), kekuatan ekonomi perempuan, urbanisasi yang begitu cepat, dan lain sebaginya.

Perubahan-perubahan seperti tersebut di atas tentu perlu dipahami dan disikapi dengan baik, terutama para pelajar yang ingin memilih jurusan pada perkuliahan.

Nah, yang tidak kalah menarik ke depannya, bahwa perubahan-perubahan yang semakin terus terjadi menyusul semakin banyaknya permasalahan kehidupan di dunia. Seperti perubahan iklim yang nyata, polusi yang semakin membuat sesak, bencana yang terus melanda, hingga panas bumi yang semakin menjadi.

Hal tersebut tentu perlu menjadi perhatian. Misalnya, perubahan iklim salah satu pemicunya adalah adanya peningkatan misi karbon di atmosfir akibat pembakaran energi fosil yang dapat menimbulkan ancaman bagi habitat hidup.

Tentu permasalahan tersebut dapat dicarikan solusi dengan pemanfaatan energi yang ramah lingkungan. Sesungguhnya ada banyak energi terbarukan yang dapat kita manfaatkan, seperti energi angin, energi matahari, biomassa, energi air, energi pasang surut air laut, energi panas bumi, energi gelombang, dan biofuel.

Setidaknya banyak alasan mengapa kita harus mulai serius dengan energi terbarukan tersebut? Setidaknya ada beberapa hal keuntungan dari pemanfaatan energi terbarukan tersebut. Kita dapat melihat seperti pada bagan berikut!

Bagi para pelajar yang ingin mengambil kuliah di masa mendatang, hal ini adalah peluang besar. Tentu dapat melirik jurusan-jurusan yang ada di kampus yang relevan dengan ilmu tentang energi. Kehadiran generasi muda yang menggeluti bidang ini tentu kelak sangat terbuka peluang pekerjaannya. Terutama bagi mereka yang ingin terjun ke Green Jobs.

Green Jobs merupakan istilah ILO untuk pekerjaan yang terkait dengan agenda pembangunan berkelanjutan dan rendah emisi.

Sekarang, sudah saatnya generasi muda (pelajar) saat ini untuk mulai melirik dan mempersiapkan diri mendukung Green Jobs tersebut. Perlu menamkan kesadaran bahwa Green Jobs bukan semata kita bicara cuan, tetapi jauh lebih dari itu. Kita sedang berbicara keberlanjutan bumi yang kita tempati.

Selain itu dengan mendukung Green Jobs, kita sedang mendukung dan bersinergi dengan dunia yang sedang berkomitmen dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau yang kita kenal di negeri kita dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).

Akhir kata, sudah siapkah bangsa (masyarakat) kita mendukung Green Jobs? Semoga.

Sumber referensi dan gambar diambil dari media sosial Coaction dan pemaparan pada sharing ISB-Coaction Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *